Senin, 22 September 2014

From pray to bless

Maret 2014 atau 8 bulan setelah nikah, aku mulai sadar klo udah hampir 1 minggu terlambat haid. Terlambat haid memang jadi salah satu yg aku tunggu-tunggu setiap bulannya. Mulai dari ngeliatin celana, periksa perubahan tubuh, berdoa gak abis2 supaya hamil, sampe nyobain semua yg orang bilang supaya hamil. Hasilnya nihil. Bulan Februari akhirnya haid lagi, setelah itu, sibuk nyari tanggal masa subur dan sebisa mungkin gak stress. Tapi ternyata semakin dipikirin, semakin terasa beratnya. Kaya bawa batu bata dalam tas. Per Februari itu juga, aku putusin untuk pasrah. Gak usah ngitung2 masa subur, bahkan aku gak minta lagi untuk punya anak.

Ternyata justru ditengah kepasrahan itu, Tuhan menunjukan kuasanya. Doa-doa yg dipanjatkan selama ini dijawab. Minggun ke tiga Maret, aku test pack lalu ke dokter. Dokter bilang, aku sudah pasti hamil. Hanya saja belum terlihat janinnya. Masih kantong katanya. Gak ngerti, aku ngangguk2 aja.

Beberapa hari kemudian, ada flek, banyak. Setelah 3 hari gak berenti, aku ke dokter lagi. Dokter bilang, usia kandungan harusnya sudah sekitar 7 minggu. Dikasih obat penguat dan diminta bed rest. Saat itu, aku kembali merajuk ke Tuhan, jangan sampe berkat ini ditarik pagi. Minta ampun dan bener2 meyakinkan diri klo aku mau jadi ibu. Tuhan jawab doaku. 1 minggu kemudian, jantungnya mulai terlihat. Aku semakin yakin, dia akan tumbuh besar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar